catatanku

Kamis, 25 Juni 2015

Sipnosis Super Daddy Yul Episide 16 part 1 (End)



Narasi Yul
"Saat aku kecil keluargaku miskin. Ayahku selalu tidak dirumah dan ibuku selalu sakit"
Yul kecil sedang berlari menyusuri gang sambil membawa bungkusan obat untuk ibunya.

Sementara itu, didepan gang rumahnya yang sempit, teman-teman Yul sedang menuggunya.

Sesampai dirumah, Yul langsung masuk kekamar ibunya. Tapi ibu tidak ada dikamarnya, Yul pun terlihat kecewa.


Yul yang masih ada dikamar lalu melihat kesekeliling kamar dan menemukan diatas meja kecil ada nasi lengkap dengan lauk yang sudah disiapkan ibu untuknya. Entah kenapa Yul tidak memakanya malah hanya duduk diam sambil memandagi makanannya.


Sambil menuggu ibunya pulang, Yul melihat pertandingan baseball ditelevisi.

"Sejak saat itu, impianku adalah menjadi pemain  baseball profesional"

"Aku ingin menjadi pemain baseball profesional untuk mendapatkan uang dan menjadi ternama."


"Tapi lebih dari itu aku ingin memberikan mimpi dan harapan pada anak-anak seperti aku."


"Dan juga, aku bermimpi menikah dilapagan baseball dengan wanita yang istimewa."


"Aku ingin menjadi suami dan ayah yang baik seperti orang lain."


Diatap rumh sakit Yul berterik sambil menagis. "Tidak bisakah dia diselamatkan? Apakah itu sulit?"
"Sesulit apakah mimpi itu, ataukah hanya sulit untukku? Bagaimana pun aku berusaha, aku tidak bisa mendapatkanya."
     

                    *** Super Daddy Yul Episode 16 ***



Yul sedang ditoko bunga membeli setangkai mawar berwarna pink. Sambil melangkah keluar, dalam hati Yul berkata,
"Tuhan, tolong selamatkan dia. Hanya itu mimpiku satu-satunya."


Dirumah sakit, Mirae bersiap menjalani operasi. Yul  mengantarkan Mirae  menuju ruang operasi. Disepanjang lorong Yul terus menggengam tangan Mirae yang terbaring diatas ranjag rumah sakit.



Saat petugas akan membawa  masuk, Yul menghentikanya. Tiba-tiba Yul bersujud dan mengulurkan setangkai mawar pink yang tadi dibelinya.

"Cha Mirae...Mirae ah...Menikahlah denganku. Putriku kau yang menjadi ibunya"  Yul mengatakanya sambil mengulurkan bunganya dengan mata berlinang.

Sama dengan Yul, Mirae juga menagis. Setelah beberapa detik, barulah Mirae menerima bunganya dan mengganguk. Mereka pun akhinya berpisah, karena Mirae harus segera masuk kamar operasi. Yul pun melepaskan tangan Mirae.


Beberapa hari berlalu. Dirumah Mirae, Yul dan Sarang sedang sarapan. Yul lalu mungulurkan sumpit untuk mengambil telur dadar gulung yang tinggal sepotong.

Sarang juga ingin mengambilnya, alhasil mereka pun berebut.Yul juga tidak mau mengalah.
"Ayah, jagan pilih-pilih makanan?" Protes Sarang.

"Kau yang seharusnya memberikan pada ayah. Ayah juga ingin makan." Sahut Yul memelas.

Sarang berkata, dimana ada ayah yang meminta makanan pada putrinya seperti itu?

Yul menunjuk dirinya. Lalu dengan super PD Yul berkata dirinya adalah ayah yang tampan, keren dan masih muda. Dan bukankah disekolah, banyak teman-teman Sarang yang iri karena Sarang memiliki ayah seperti dirinya?


Sarang pun mencibir, lalu dengan tak rela Sarang  pun mengalah dan memberikan telurnya pada Yul.

"Aaaaakk.." Yul mengambil telurnya dan menyuapkan pada Sarang. Sarang pun membuka mulut dan menerima telurnya.

"Pembalik pesona, hebat bukan?" Yul berkata pada Sarang.

Sarang membenarkan, kalau ayahnya memang terlihat keren tapi juga pelit dan sangat kekanak-kanakan.
"Jika ibu tau..."


Kata-kata Sarang terpotong oleh suara Mirae yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Mirae memberitau kalau dia tadi sudah melihatnya.

Sesampai dibawah, Mirae memamerkan dandananya pada Yul dan Sarang yang langsung terpesona melihatnya.

Mirae lalu berputar-putar menujukkan gaunnya dan bertanya "Bagaimana? Aku sudah berusaha karena sudah lama tidak keluar?"

Sarang dan Yul pun mengacungkan kedua jempol mereka masing-masing dan mengangguk.

Lalu dengan tiba-tiba Sarang meminta agar  ibunya menuggunya sebentar. Sarang  lalu berlari pergi. Tidak berapa lama Sarang kembali dan mengulurkan tas tangan kecil pada Mirae. Ternyata Sarang pergi  mengambil hadih untuk kepulagan ibunya dari rumah sakit.

Sarang memberi Mirae hadiah sebuah Syal. "Aku membuka celeganku dan aku memilihnya bersama ayah. Tapi hadiah yang sebenarnya adalah lari. Aku pasti akan mendapatkan medali."

Mirae pun langsung memakai syalnya dan memuji kalau Sarang jauh lebih dewasa ketimbang ayahnya yang kekanak-kanakan.

Yul yang tidak terima dibilang seperti itu ingin membantah. Tapi Mirae langsung membentaknya dan menyuruhnya untuk cepat makan karena ada banyak tempat yang harus mereka kunjungi hari ini.

Yul pun protes, "Apa tidak bisa mengunjungi satu tampat saja seperti mall dan melakukan semuanya sekaligus?" 

Mirae pun memelototinya, Yul ketakutan dan buru-buru mengajak Mirae berangkat. Sarang yang melihat tingkah ayah dan ibunya tertawa geli.


Tempat pertama yang mereka kunjugi adalah gedung pernikahan. Yul menyukai tempatnya, tapi Mirae tidak.

Mirae beralasan kalo makananya terlalu mahal. Yul tidak percaya dengan alasan Mirae lalu berbisik "Mahal apanya? Kau bilang tidak mau buffet, makanya kita datang kesini."


Mirae tetap ngotot kalau makananya mahal dan juga tidak enak. Sambil berbisik Mirae memberitau kalau sub kalbi lebih baik dari pada steak.

Yul mengigatkan  Mirae adalah seorang dokter dan juga kepala bagian dirumah sakit. Jadi sudah seharusnya membuat pesta ditempat yang seperti ini.

"Aku sekarang bukan dokter lagi , tapi seorang pasien baru yang baru selesai menjalani operasi dan juga seorang pengangguran."

Yul memaksa Mirae agar setuju, karena banyak orang yang ingin bisa menikah dihotel tapi tidak semua orang bisa.

Dengan sewot Mirae menyuruh Yul menikah saja dengan orang yang ingin menikah dihotel. Karena dia tidak menyukainya menikah dihotel. Lalu Mirae pergi meniggalkan Yul.




Lalu mereka pergi melihat perabot. Yul terpikat denga seset tempat tidur, dan setelah mencoba lalu memutuskan untuk membelinya.
Tapi Mirae buru-buru menyuruhnya berdiri lalu berbisik, kalau mereka datang bukan untuk membeli, tapi hanya untuk mencuri desainnya saja dan membeli ditoko laen yang harganya lebih murah 30%.

Menurut Mirae, ditoko ini mahal karena mereknya, padahal sesungguhnya barangnya jelek. Mirae berkata sambil berbisik.

Yul yang sudah terlanjur suka, menolak untuk pergi kalau tidak membelinya. Menurutnya tempat tidur bukanlah perabot, tapi ilmu pengetahuan.

"Coba gunakan ilmu pengetahun untuk menghitung."  jawab Mirae "Dengan gaji pelatih ditambah biaya pndidikan sarang itu sudah paspasan."

Menurut Mirae jika mereka bisa menghemat dari pembelian, maka uangnya bisa buat membayar biaya pendidikan Sarang..

Dengan sedih dan memelas Yul yang masih duduk diatas tempat tidur menjawab kalau ranjang ini adalah barang penting untuk pengantin baru mereka.

"Kau membuatku jengkel." Mirae lalu memarahi Yul panjag lebar.  "Kita membayar pinjaman  tiap bulan. Kau masih jauh dari menjadi kepala pelatih. Itu karena kau selalu berhenti dan berhenti lagi."


Yul pun akhirnya setuju untuk tidak membelinya. Dengan syarat Mirae harus mengalah untuk satu hal laen. Lalu dengan semagat Yul membawa Mirae melihat sebuah rak buku yang tergantung didinding.

"Lihat ini .. Memorabilio baseball, semua medali, LP dan CD bisa digantung disana." Kata Yul dengan semagat

Mirae terpesona liatnya, saking terpesonanya mulutnya mengangga, tapi begitu menutup mulut yang keluar adalah kata-kata "Itu norak, anggap saja tidak pernah melihatnya." hahahaha....

Lalu berniat pergi, tentu saja bukan Yul kalau menyerah segampang itu. Yul pun dengan tidak percaya bertanya apa maksudnya  norak? dan menjelaskan kalau perabotan dengan gaya skandinavia seperti itu sekarang sedang trend.

Sambil melipat tangan didada, Mirae malah bertanya apa Yul tau dimana skandinavia itu berada?

Dengan polos Yul menjawab tentu saja skandinavia ya ada diskandinavia. Mirae tidak menjawab dan hanya mendecakan lidah kemudian berjalan pergi. Yul pun terpaksa mengekor dibelakanya.


Mereka lalu pergi melihat barang-barang elektronik. Yul terpesona dengan tv berlayar LED besar, Mirae lalu mendekatinya dan ikut terpesona juga.

Dan mulutnya semakin lebar saat tau harga tv nya lagi sale. Tapi walapun sudah sale, sepertinya masih termasuk mahal karena Mirae langsung menarik Yul pergi dan memukulinya saat Yul masih tidak mau  pergi.


Mereka lalu melihat-lihat kulkas. Lagi-lagi Yul terpesona dengan kulkas mewah dua pintu. Tapi Mirae membawa Yul kekulkas kecil satu pintu.

Yul mengeleng, Mirae langsung mengacungkan tinjunya. Yul pun dengan terpaksa mengangguk. Dengan tersenyum senag Mirae lalu menepuk-nepuk punggungnya. Kok kayak anjing aja ya ini hehehehe...


Kunjugan terakhir mereka ketoko perhiasan. Mirae dan Yul sedang memilih cincin. Yul ingin cincin dengan berlian besar. Mirae yang tau kalau itu mahal, ngotot ingin yang berlianya lebih kecil.

Akhirnya mbk penjual mengambilkan kedua2nya. Saat diberitau cincin yang berlianya besar harganya 110 ribu dolar, Yul dan Mirae hanya bengong saking kagetnya. Sementara yang lebih kecil seharga 30 ribu dolar. Yul dan Mirae pun masih merasa itu mahal. Yul akhirnya memilih yang lebih kecil lagi seharga 10 ribu dolar.

Tap Mirae memilih yang 30 ribu dolar untuk dibungkus. Dan meminta agar Yul mengambil dari tabuganya. Yul pun menatap tak percaya pada Mirae, dan menunjukkan tampang memelas. Mereka bertatapan lamaaaa...

Saat cincinya sedang dibungkus, pelan-pelan Yul berdiri dari kursinya dan berjalan keluar. Mirae pun mengikuti Yul melarikan diri. Mereka bahkan tak mempedulikan saat pramuniaga berteriak-teriak memanggilnya.




Yul sedang minum-minum bersama Sang Hee dan juga Ji Hye. Yul lalu curhat kalau mempersiapkan pernikahan sangat melelahkan dan semua tidak berjalan lancar.

Ji Hye lalu bertnya, apa Yul baru tau sekarang? Dan menasehati kalau pernikahan hanya sekali seumur hidup, jadi Yul harus melakukanya dengan benar.

Lalu Sang Hee menimpali, kalau pernikahan juga bisa dilalukanya dua kali, dan itu juga lah impianya. Sang Hee mengatakanya sambil mengedipkan mata pada Ji Hye.

Ji Hye membalas. Itu hanya untuk Sang Hee, tapi tidak untuk sunbaenya. Karena sejauh ini, itu sudah cukup melelahkan untuk Yul.

"Sekali atau dua kali, sangat berbeda dari yang kubayangkan." Sang  Hee berbagi pengalaman.

Menurut Sang Hee Yul harus bisa menjinakkan Mirae, sebelum kehidupan pernikahan dimulai. Agar Yul bisa hidup dengan nyaman..

"Jangan sampai dipermainkan. Teguh pada keinginanmu bagaimanapun caranya. Hanya Fast ball sampai bisa Strike Out. Setiap lemparan sepenuh jiwa, dan lemparlah dari hati bukan dari bahu." Sang Hee menasehati.

Yul pun nengerti dan menagapi dengan serius nasehat Sang Hee.


"Ditempat lain, Mirae juga sedang minum bersama Woo Hyuk. Mirae bercerita pada Woo Hyuk, kala hidup Yul seperti Fast Ball. Tidak pernah mempertimbangkan atau memperhitungkannya karena dikepala Yul dipenuhi dengan omong kosong.

Mirae lalu melanjutkan  "Hidup dan mati dengan gaya" itu adalah moto hidup Yul. Mirae dengan jujur memberitau Woo Hyuk kalau sekarang sedang binggung antara melanjutkan pernikahanya atau tidak.

Woo Hyuk berkata kalau bisa memahami Yul. Mirae tidak percaya Woo Hyuk malah membela Yul.

Woo Hyuk lalu menjelaskan, kalau menikah itu hanya sekali seumur hidup, itu lah kenapa Yul ingin melakukan yang terbaik. Karena memamg seperti itu perasaam setiap lelaki.

"Bagaimana dengan setelahnya? Apa kau tidak memikirkanya? Kami harus memikirkan biaya pendidikan Sarang, pindah rumah yang lebih besar, berapa banyak investasi asuransi dan juga tabugan dan sebagainya?"  Mirae lalu menarik nafas panjang dan berkata sudah jelas anak muda dan lajang seperti Woo Hyuk tidak akan mengerti.

 "Belum terlambat untukmu...!"
Woo Hyuk tidak melanjutkan kata-katanya. Lalu dengan sedih malah berkata "Pada akhinya kau meniggalkanku sunbae. Aku tidak tahu apa akan menjadi seperti pelatih Han hidup melajang setelah kehilagan cinta pertamanya."

Bukanya menghibur Mirae malah memukul kepalanya dan berteriak mengingatkan kalau Woo Hyuk masih memiliki Ji Hye.  Woo Hyuk malah balas berteriak dan memberitau kalau tidak ada hubungan apa-apa diantara dirinya dan Ji Hye.


"Apa yang kau katakan soal aku? " Sahut Ji Hye yang baru datang dan menggagetkan Woo Hyuk  juga Mirae. Ji Hye yang sudah mabuk berjalan sempoyogan mendekat dan duduk disamping Woo Hyuk. Ji Hye lalu menatap Woo Hyuk dengan tatapan lembut dan berkata kalau tidak seharusnya Woo Hyuk protes tentagnya sekeras itu. Lalu Ji Hye bertanya

"Apa aku memalukan? Kita tarik garis yang tegas hari ini antara kau dan aku. Kita pastikan hubungan kita."

Sementara itu, Mirae yang duduk diujung meja tidak berkata apa-apa dan hanya bengong memperhatikan Ji Hye dan Woo Hyuk. Setelah memesan minuman, Ji Hye lalu menyuruh Mirae pergi dan berkata kalau Yul sedang mencarinya. "Pengantin pria sedang mencari pengantin wanita." Karena Mirae tidak juga beranjak Ji Hye lalu membentaknya.

Saat akan pergi, mendadak hp Mirae berbunyi. Dan ternyata Yul lah yang menelepon. Sampai Mirae terheran-heran, tidak percaya kalau Yul bener-bener sedang mencarinya.



Mirae ternyata bebar-benar pulang. Sampai didepan rumah, Mirae sedang besiap-siap untuk menyerang Yul yang sedang berjalan mendekat kearahnya.

Bukannya ketakutan, Yul malah mengejek Mirae. Dan berkata Mirae terlihat bagus saat melakukanya dan Yul pun menyuruh Mirae untuk melanjutkan.

Mirae lalu melepas syal yang ada dilehernya dan sambil berjalan mendekat, melempar-lemparkanya kearah Yul.

Saat Mirae siap menendangnya, secepat kilat Yul mengacungkan brosur yang sejak tadi dipegangnya tepat didepan hidung Mirae.



Dengan tegas Yul berkata "Kita menikah disini! Membeli berabot dan perhiasan sesuai keinginanku. Semua persis seperti keinginanku." Kata Yul sambil menujuk kedalam lembaran-lembaran brosur yang dipegangnya.

Mirae lalu merebut brosurnya dan setelah melihat sekilas, Mirae melemparkanya.
"Mulai dari awal, aku akan membuat daftarnya. Kau hanya perlu menesan tempat. Mirae ganti berteriak pada Yul.

Yul  bertanya apa Mirae benar-benar akan seperti ini? Dan menjelaskan kalau mulai sekarang dirinya adalah seorang suami orang yang harus Mirae turuti dan degarkan perkataanya.

Mirae malah menertwakan Yul, yang menurutnya terlihat lucu dan bicaranya nglantur tidak jelas. "Aku tidak bisa hidup seharipun dengan lelaki yang kuno dan kolot!"

Yul lalu membalas "Aku juga tidak bisa hidup seharipun dengan wanita yang egois dan keras kepala!" 


Mirae dengan marah lalu menarik kerah baju Yul. Pertengkaran mereka pun didengar Sarang yang langsung keluar memarahinya sambil menutupi kepalanya dengan handuk.  Sarang Menyuruh kedua orag tuanya tidur dan tidak bertingkah memalukan didepan semua tetangga. Sarang lalu mengancam jika mereka terus saja seperti ini, maka Sarang akan pergi meninggalkan rumah.  Sarang lalu kembali masuk kedalam rumah.

Mirae dan Yul yang kaget dengan kemunculan Sarang yang tiba-tiba langsung melepaskan diri.  Mereka pun merasa malu. Yul lalu memungut tas Mirae dari lantai dan membersihkanya. Mereka akhirnya berdamai dan berpelukan.


Keesokan harinya, Woo Hyuk terbangun ditempat tidur dan sedang memeluk Ji Hye. Sementara pakaian mereka berhamburan dilantai.

Awalnya Woo Hyuk tidak sadar sudah tidur dengan Ji Hye. Tapi setelah berbalik dan memunggugi Ji Hye, baru lah dia sadar dan merasa marah pada dirinya sendiri karena sudah melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan.

Sementara Ji Hye yang juga sudah terbagun terlihat syok. Dan berusaha menghibur diri, kalau mereka berdua tidak melakukan apa-apa semalam dan hanya tidur. 
Ji Hye lalu berpura-pura tidur saat Woo Hyuk melihat kearahnya dan melambai-lambaikan taganya didepan mukanya.

Woo Hyuk memperhatikan sekeliling kamar, berpikir kalau Ji Hye pasti sudah sering datang ketempat ini. Sambil melihat kearah Ji Hye,  Woo Hyuk berkata "Aku yakin dia ingin melakukan hal gila karena merasa marah cinta sepihaknya akan menikah."

Woo Hyuk pun meresa heran, orang seperti Ji Hye bisa menjadi dokter? "Itu benar-benar sebuah misteri." Lalu pelan-pelan Woo Hyuk turun dari tempat tidur dan memunguti pakaianya yang ada dilantai dan meniggalkan Ji Hye.


Setelah Woo Hyuk pergi, Ji Hye pun langsung bagun dan memarahi dirinya sendiri yang menurutnya benar-benar sudah gila.

Tidak sengaja Ji Hye melihat kesamping kebekas tempat tidur Woo Hyuk dan menemukan selembar uang dan sebuah memo, meyuruh Ji Hye meggunakan uangnya untuk membeli sup penghilang mabuk.



Ditempat laen, Mirae sedang mengajari Sang Hee-MangHee juga Kitae dan Shi Eun menari salsa. "Lagu ucapan sudah cukup, kalian tidak perlu menyiapkan tarian juga." Ujar Mirae yang merasa tidak enak.

Dengan ramah Shi Eun menjawab kalau level Mirae sekarang sudah berubah. Menurut Shi Eun kalo memberi selamat hanya dengan ucapan itu hanya akan menurunkan kelasnya. "Aku tidak mau ucapan selamat yang semua orang bisa." Bantah Shi Eun.

Mang Hee membenarkan ucapan Shi Eun dan mengigatkan kalau semua anggota tim baseball dan semua staf akan datang kepernikahan Mirae dan Yul. Jadi setidaknya mereka harus menampilkan sesuatu untuk memeriahkan acara. "Benarkan sayang?" Mang Hee bertanya pada Sang Hee dengan manis.

Sang Hee yang sepertinya tidak suka menari malah balas berteriak "Kenapa aku harus melakukan ini ! Aku bukan gigolo penari." Jawab Sang Hee.

Mang Hee lalu memukulnya dan bertanya, apa Sang Hee tidak mau bekerja sama?

"Hey pemukul!" Teriak Kitae pada Sang Hee "Ini semua juga bagian dari persiapan musim berikutnya." Kitae meminta agar Sang Hee mau bekerja keras dan menjadi teladan.

Sang Hee pun gelagapan ditegur Kitae seperti itu dan dengan terbata-bata bilang kalau Kitae bener-benar sudah berubah. Tapi saat Kitae memelototinya, Sang Hee buru-buru meminta maaf.

Sang Hee juga memuji kalau Kitae sangat rendah hati karena mau menasehatinya. Karena gugup Sang Hee bahkan sampai salah sebut jabatan Kitae sebagai pelatih dan buru-buru mengoreksi menjadi kepala pelatih. (jabatan Kitae sekarang)

Shi Eun lalu mengajak Kitae untuk berlatih lagi. Saking semangatnya berlatih sampai-sampai Kitae menginjak kaki Shi Eun yang langsung berteriak kesakitan.

Saat sedang menari tiba-tiba Mirae mengaduh kesakitan sambil memeganggi perutnya. Semua orang pun terlihat khawatir dan mendekatinya. Mang Hee bertanya apa Mirae baek-baik saja?

Sambil menahan sakit Mirae tersenyum mengiyakan. Mirae beralasan kalau belum makan sejak pagi, jadi mungkin karena itu perutnya sakit.

Shi Eun menyangka kalau Mirae sedang diet agar gaun pengantinya muat. Dan mengingatkan agar tidak diet terlalu ketat karena Mirae juga baru selesai menjalani operasi.

Mirae hanya tersenyum. Latihan pun dilanjutkan. Mirae yang masih kesakitan berusaha menyembunyikanya agar tidak membuat yang lain khawatir.




Di markas phoenix, Yul menemui pelatih Bong dikantornya. Yul meminta tolong pada pelatih Bong untuk memimpin upacara pernikahanya nanti. Yul berkata tidak bisa memikirkan orang lain selain pelatih Bong.

Pelatih Bong sempet kaget mendegar permintaan Yul, tapi pada akhinya menyetujuinya. Tapi sebelum itu, pelatih Bong meminta agar Yul melakukan sesuatu untuknya terlebih dulu.

Pelatih Bang meminta Yul untuk memimpin pesta pensiunya. Yul pun tidak bisa menolak karena pelatih Bong mengungkit tentang ketidak hadiran Yul diupacara sebelumnya karna istrinya sakit.  Lagi pula bukankah sekarang semua keluarga Yul sudah berkumpul seperti yang selama ini Yul harapkan?  Tiba-tiba pelatih Bong punya ide, kenapa pestanya tidak diadakan dilapagan saja?

Yul bertanya apa maksud pelatih Bong pesta pernikahanya? Pelatih Bong membenarkan.


"Bagus sekali! Aku sedih kami tidak bisa melakukanya setelah semua latihan itu." Sahut Hyun Woo yang baru masuk kekantor pelatih Bong bersama Sang Hee. Hyun Woo menambahkan kalo akan mengajari kakak iparnya (Mirae) melempar bola lagi.

Tapi Yul melarangnya karena itu hanya akan membuatnya cemburu. Semua orang pun tertawa mendengarnya. Yul lalu menayakan Kitae, karena mereka harus menyiapkan seleksi untuk tahun depan.

Sang Hee memberitau kalau Kita sedang les khusus bersama dengan istrinya. Yul pun terlihat penasaran. Tapi Sang Hee tidak memberitaunya.

Hanya menyuruh Yul menuggu karena Kitae dan istrinya sedang menyiapkan sesuatu yang lebih menarik daripada pelemparan bola pertama. Dan sepertinya memang hanya Yul yang tidak tau. Karena pelatih Bang, dan Hyun Woo tertawa sambil saling melihat kearah Sang Hee. Sang Hee lalu memberitau Yul kalau Mirae tadi sakit perut, dan sekang sedang pergi kerumah sakit.



Mirae menemui Prof Noh dirumah sakit. Dan menayakan apa kondisinya benar baik-baik saja?

Prof Noh memberitau kalau dari hasil lap semua normal, dan Mirae juga bisa pulih dengan cepat setelah operasi.

" Tapi akhir-akhir ini perutku sakit dan semakin sakit." Sahut Mirae.

Prof Noh beralasan mungkin karena belakangan Mirae terlalu sibuk melakukan persiapan untuk pernikahan.
Lalu prof Nuh pun mengigatkan "Seperti yang kau tau, hanya karena kita mengangkat tumornya bukan berati kau sudah sembuh. Kau harus menjalani kemoterapi dan berhati-hatilah setidaknya selama 5tahun kedepan. Aku sudah menuliskan resep jangan lewatkan jam makan dan minum obat, karena ini akan membantu."

Mirae mengangguk mengerti. Dan sebelum pergi Mirae ingin menayakan sesuatu pada prof Noh, tapi pada akhinya tidak jadi melakukannya.


Dalam perjalanan pulang, Mirae membaca kertas resep yang dibuatkan prof Noh dan merasa heran karena ternyata yang tertulis dalam resep bukan obat untuk masalah pencernaan, melainka obat untuk penghilang rasa sakit. Mirae tidak sempet memeriksa lagi, karena pintu lift sudah terbuka. Mirae lalu melangkah masuk kedalam lift.



Setelah pintu lift tertup, Yul keluar dari pintu lift yang lain. Yul menemui prof Noh dikantornya.

"Dia mulai merasa sakit lagi. Mugkin ini placebo effect dan dia berangapan bahwa operasi berhasil sehingga  tidak merasa sakit."  Prof Noh memberitau Yul. "Tapi dia akan segera menyadari kebenaranya karena dia seorang dokter." Prof Noh melanjutkan.

Yul meminta tolong agar prof Noh mau merahasiakanya sampai hari pernikahan.

Prof Noh menolak, karena menurutnya pasien harus tau supaya..

Kata-kata prof Noh terputus oleh Yul yang memohon untuk yang kedua kalinya membantunya merahasiakan itu hanya sampai hari pernikahan. Dan setelah pernikahan Yul berjanji dirinya sendirilah yang akan memberitau Mirae. Karena jika Mirae tau kebenaranya sekarang, Mirae pasti tidak akan mau menikah.




Flashback

Mirae sedang dioperasi, dan prof Noh lah yang mengoperasi Mirae.
Sementara diluar ruang operasi, Yul menuggu dengan gelisah. Lalu ada sms dari Sarang yang menayakan "Apa ibu sedang dioperasi sekarang?" Yul membenarkan dan menenagkan Sarang agar tidak perlu khawatir. Karena ibunya akan baik-baik saja.

Sementara diruang operasi prof Noh terlihat sudah menyerah dan berkata pada asistenya kalau tumornya sudah menyebar, bahkan sampai keselaput perut. Prof Nuh lalu mengambil sesuatu dari dalam tubuh Mirae, dan menyuruh suster untuk membawa kelab untuk diteliti.

Prof Noh keluar dari kamar operasi, Yul buru-buru mendekatinya dan heran karena selesai lebih cepat. Prof Nuh tidak berkata apa-apa, hanya melihat Yul dengan sedih.



Setelah berganti baju, prof Nuh menemui Yul dan dengan sedih menjelaskan "Kami tidak bisa mengoprasinya, karena tumornya sudah menyebar. Jika sudah menyebar keselaput perut, operasi bukan lagi pilihan. Prof Nuh dengan sedih meminta maaf pada Yul dan berbalik pergi.

Tapi belum sempat melangkah, Yul menahan lenganya. "Aku ada permintaan..."

Flashback End



Mirae menelepon Yul saat Yul baru keluar dari ruagan prof Nuh. "Aku ada pertanyaan... Soal pengantin wanita memasuki ruangan. Aku tidak punya ayah, Ibu ataupun saudara"

Yul sepertinya juga baru menyadari tentang itu. Mirae lalu mengusulkan kalau akan meminta Dir Hwang  untuk melakukanya. Dan bertanya apa tidak aneh jika wanita yang mengandeng tanganya memasuki ruagan?

"Tidak juga, lakukan sesuai keinginanmu. Lagi pula kaulah yang akan memutuskanya."  Jawab Yul.

Mirae lalu bertanya apa Yul masih marah? Bukannya menjawab, spontan Yul malah menggigatkan Mirae agar tidak minum alkohol.

Agar Mirae tidak curiga, Yul buru-buru menjelaskan kalau itu adalah perintah dokter. Karena Mirae masih dalam masa pemulihan setelah operasi, juga masih harus menjalani kemo.

Dengan manis Mirae menjawab "Baik lah jangan cemas" Dan menutup teleponnya dan mencium ponselnya sebelum menyimpanya.


Di Rumah Sakit, Yul terdiam setelah berbicara dengan Mirae. Dan kembali teringat pesan prof Noh didalam tadi.
"Apa kau ingat yang kukatakan sebelum operasi? Hidup tidak bisa dikendalikan olehku, atau kau. Aku tau ini agak norak. Jalanilah hidup saat ini tidak ada yang tau apa yang akan terjadi"

Yul pun berusaha untuk tegar dan menghibur diri "Benar! Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja."



Mirae pergi menemui Dir Hwang dikantornya. "Kau benar-benar ingin aku mendampingimu? Kurasa itu tidak sesuai adat." Tanya dir Hwang dengan kaget setelah mendegar permintaan Mirae.
Sambil tersenyum Mirae membenarkan. "Kau guruku dan seperti seorang ayah dan ibu. Aku tidak mau yang lainya. Dan seperti aku, kau adalah ibu tunggal. Tolong lakukan untukku." Mirae memohon. Dir Hwang lalu tersenyum mendegarnya.

Lalu dengan ragu-ragu Mirae bertanya pada dir Hwang sambil memegang perutnya dan bertanya kalau ditempat dulu tumornya berada, sekarang terasa sedikit aneh. "Operasinya berjalan lancar bukan?"

Dir Hwang tidak menjawab, hanya menatap Mirae dengan kaget. Karena sepertinya dir Hwang juga tidak tau tentang itu.

Ji hye sedang berjalan dilorong rumah sakit saat Woo Hyuk meneleponnya. Woo Hyuk  menayakan keadaan Ji Hye, apa Ji Hye masih mabuk? Ji Hye pun mengiyakan.

Woo Hyuk heran. Karena seharusnya 20dolar cukup untuk membeli sub penghilang mabuk.

Belum sempat menjawab, Ji Hye malah dikagetkan dengan kemunculan Woo Hyuk yang tiba-tiba  didepanya. Setelah melihat kesekeliling , Ji Hye buru-buru membawa Woo Hyuk menjauh dan memarahinya.

Setelah menjauh dari keramain Ji Hye dengan ragu-ragu bertanya sebenarnya apa yang terjadi kemarin malam?



Dengan tersenyum polos Woo Hyuk menjelaskan kalau kemarin tidak ada yang terjadi dan mereka berdua hanyalah tidur.

Tanpa mereka sadari dibelakang mereka Mirae dan dir Hwang mendegarkan percakapan mereka. "Kalian berdua, apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Mirae dan Dir Hwang berbarengan.

Ji Hye dan Woo Hyuk jadi ketakutan dan mencoba menjelaskan. Ji Hye dan Woo Hyuk bicara bersamaan. Tapi apa yang mereka katakan tidak sama.
Dir Hwang tidak mendegar penjelasan mereka tapi malah berjalan mendekat dan membuat Ji Hye semakin ketakutan. Dir Hwang lalu menggunakan tangan kananya menjewer telingga Ji Hye, sementara tangan kirinya menjambak Woo Hyuk dan menyeretnya pergi.



Mirae memperhatikan sambil tertawa geli dan berteriak pada Woo Hyuk "Kau bilang kalian tidak ada hubungan apa-apa? Selamat Shin Woo Hyuk!" Teriak Mirae.






                        ****















4 komentar:

  1. Ini dia yang di tunggu2

    BalasHapus
  2. ga sabar mau tau part 2 nya... hapi ending kaah??

    BalasHapus
  3. Ending nya digantung spt ini..di youtobe pun tak menemukan finalle...mien jd spt apa ending nya..

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan komentarnya ya..